Sabtu, 06 September 2008

BENTUK JANTUNG

Bentuk Jantung tergantung pada beberapa hal :

1. Usia

Pada bayi umumnya jantung berbentuk agak bulat dan bila dibandingkan dengan rongga toraks, ukuran jantung nampak relatif lebih besar. Hepar dan limpa yang masih besar, menyebabkan diafragma letaknya agak tinggi; dengan demikian jantung tampak terdorong ke atas.

Bentuk bulat ini berangsur-angsur hilang menjadi bentuk langsing, bila dinding toraks berkembang cukup baik. Aorta yang pada mulanya tidak nampak, dengan bertambahnya umur akan nampak menonjol, terutama bagian arkus aorta.

Demikian pula pinggang jantung akan mulai tampak, bila anak mulai besar.

2. Respirasi (pernafasan)

Gerakan diafragma waktu bernafas juga mempengaruhi bentuk dari jantung. Pada inspirasi yang dalam, diafragma bergerak jauh ke bawah dan dalam keadaan ini jantung berbentuk lebih panjang pada arah vertikal.

Bagian bawah jantung yang biasanya tertutup oleh kubah diafragma, pada inspirasi yang dalam akan tampak lebih jelas.

Pada ekspirasi yang cukup kuat, diafragma bergerak ke atas dan menekan jantung ke atas sehingga dalam keadaan ini jantung tampaknya lebih lebar dan mendatar.

3. Posisi Pasien pada saat Eksposi

Pada radiografi toraks dengan posisi berdiri, di mana arah sinar berjalan dari belakang ke depan (proyeksi PA), maka letak jantung dekat sekali dengan film. Dan bila FFD cukup jauh, maka bayangan jantung yang terjadi pada film tidak banyak mengalami pembesaran. Pada umumnya FFD untuk Radiografi Jantung: 1,80 – 2,00 cm.

Bayangan jantung yang tampak pada radiografi dengan proyeksi PA ini mengalami pembesaran kira-kira 5% dari keadaan sebenarnya. Lain halnya bila radiografi dibuat pada arah dari depan ke belakang (proyeksi AP), maka jantung letaknya akan menjadi lebih jauh dari film. Bayangan jantung yang terjadi pada proyeksi tersebut akan banyak mengalami pembesaran bila dibandingkan dengan proyeksi PA.

Hal yang sama akan terjadi pada radiografi yang dibuat dengan pasien dalam posisi terlentang (Supine) dengan arah sinar berjalan dari depan ke belakang (proyeksi AP). Di sini banyangan jantung juga akan nampak lebih besar dibandingkan dengan proyeksi PA dan dalam posisi berdiri.

4. Bentuk Tubuh

Pada orang yang kurus dan jangkung (astenikus) jantung berbentuk panjang ke bawah. Ukuran vertikal jauh lebih besar dari ukuran melintang. Diafragma letaknya mendatar sehingga jantung seolah-olah tergantung (cor pendulum). Sebaliknya pada orang yang gemuk dan pendek (piknicus); letak jantung lebih mendatar dengan ukuran melintang yang lebih besar disertai diafragma yang letaknya lebih tinggi.

Keadaan kolumna vertebralis torakalis juga mempengaruhi bentuk dan letak dari jantung. Skoliosis torakalis ke kiri misalnya, menyebabkan letak jantung untuk sebagian akan berpindah ke kiri. Apeks jantung akan tampak jauh ke kiri, sedangkan batas jantung sisi kanan biasanya tidak jelas karena berhimpit dengan kolumna vertebralis. Selain itu skoliosis yang cukup berat akan menyebabkan jantung mengalami rotasi (putaran) ke kiri, sehingga bayangan jantung seolah-olah membesar ke kiri. Skoliosis torakalis ke kanan akan menggeser jantung ke medial. Pergeseran jantung ke kanan karena skoliosis ini biasanya ringan.

Kifosis torakalis, misalnya karena kerusakan korpus torakalis 6-7-8, akan menyebabkan jantung tertekan ke bawah. Jantung yang pada keadaan normal letaknya agak tegak dalam rongga toraks, sekarang karena tekanan dari kifosis letaknya condong ke belakang. Dari arah PA jantung tampak melebar dan pendek, sedangkan dari arah lateral jantung besarnya normal, hanya letaknya condong ke belakang.

5. Kelainan pada Paru

Kelainan pada paru yang luas akan mempengaruhi letak dan bentuk jantung. Fibrosis yang luas pada paru kiri atas misalnya, akan menarik mediastinum dan jantung ke kiri. Penarikan jantung ini kadang-kadang diikuti juga dengan perputaran jantung.

Kelainan yang bersifat padat pada paru akan menyebabkan pendorongan jantung ke sisi yang sehat. Kelainan paru di daerah parakardial menyebabkan batas jantung kadang-kadang sukar ditetapkan. Keadaan ini menyebabkan kesulitan untuk menetapkan apakah jantung tersebut terdorong atau juga membesar.

6. Kelainan pada Sternum

Sternum yang melengkung ke dalam mempersempit ruang untuk jantung sehingga jantung terjepit antara sternum dan kolumna torakalis. Pada proyeksi PA jantung akan tampak melebar sedangkan pada proyeksi lateral jantung tampak pipih karena tertekan (Straight Back Syndroma). Orang dengan bentuk dada yang pipih sering menunjukkan gejala ini.



1 komentar:

Anonim mengatakan...

saya ratna Dr baLi..
bukn maw ngasi komentar tapi tepatnya maw nanya informasi tentang ATRO nusantara jakarta dsana kak..
soalnya saya sudh mAw tamt SMA niE dan Ad minat lanjuT ksAna...
Bapak saya kuL dsanA jg tp dY tugaS bLajar gT jD kuLny dBALI...
maw taW syarat2 masuk ksana thiN niE kak...
please..bantuannya yha...